Pentingnya Mempelajari Dan Memahami Ilmu Tajwid Dalam Membaca Al - Qur'an


Ilmu tajwid sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, karena kalau kita tidak bisa memahami ilmu jadwid ini maka kemungkinan kita salah arti sangat besar. Sebenarnya kegunaan tajwid ini adalah untuk mengetahui panjang atau pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca al quran.

 

I.   PENGERTIAN

1.   Ilmu Tajwid

      Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.



2.    Tajwid

Tajwid adalah tata cara (pengaturan) membaca Al-Qur’an beserta hukum-hukumnya dengan menggunakan 26 huruf hijaiyyah.



II.   MACAM-MACAM HUKUM TAJWID

a.    Hukum Nun Mati (نْ   ) atau Tanwin (   ٌ ٍ ً   )

1.        Idzhar ( إ ذﻫا ٌر  )

Idzhar artinya jelas.

Hurufnya ada 6, yaitu :   غ خ ح ع ﻫ أ

Idzhar adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya harus jelan nunnya.

Contohnya :

منْ أمن  , خيرٌ حسنا  , منْ خلق



2.        Idgham ( إ دغام )

Idgham artinya memasukkan (huruf yang depan kepada huruf yang belakang).

Hurufnya ada 6, yaitu : يرملون  (ي رم ل و ن)

Idgham terbagi menjadi 2, yaitu :

–     Idgham Bigunnah (إ دغام  بغنّة)

Artinya : dengan dengung (menahan huruf yang masuk sebanyak 2 harkat)

Hurufnya ada 4, yaitu :(يمنو)    ي م ن و

Idgham bigunnah adalah apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya harus berdengung.

Contohnya :

من يعمل  , من نبيّن  , خيرٌمن



–     Idgham Bilagunnah ( دغام  ﺑﻼغنّة )

Artinya : tidak dengan dengung.

Hurufnya ada 2, yaitu :         ر ل

Idgham bilagunnah adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya tidak berdengung.

Contohnya :

غفورٌرحيم ,  خيرٌ ﻟﻪ , من رﺒﻬﻢ

Di dalam Al-Qur’an ada beberapa kata yang tidak dibaca idgham, tetapi dibaca idzhar, seperti:

ﺻﻨﻮﺍن ,  ﺒﻨﻴﺎﻦ  ,  ﺍﻠدﻨﻴﺎﺀ

Walaupun nun mati bertemu dengan huruf idgham, tetapi dalam satu kata, maka harus dibaca idzhar.



3.        Ikhfa ( ﺇ ﺧﻑﺎﺀٌََََِِ )

Ikhfa artinya samar-samar. (seperti bunyi ng dalam bahasa Indonesia).

Hurufnya ada 15, yaitu :

ك ق ف ظ ط ض ص ش س ز ذ د ج ث ت

Ikhfa adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya samar-samar.

Ikhfa terbagi menjadi 3, yaitu :

–     Ikhfa Ab’ad (أبعد )

Ab’ad artinya : jauh (yaitu jauh dari bunyi nun mati atau tanwin, disebut juga dengan sangat samar).

Hurufnya ada 2, yaitu :         ق ك

Contohnya :

إن کنتم  , شئ ٍقدير



–     Ikhfa Autsat (أوثت)

Autsat artinya : dekat (yaitu dekat dengan bunyi nun mati atau tanwin, samar saja)

Hurufnya ada 3, yaitu :         ت د ط

Contohnya :

إن طلق  , من دونى  , کنتم



–     Ikhfa Aqrobaa ((قربا)

Aqrobaa artinya : sedang (yaitu boleh sangat samar atau samar saja)

Hurufnya ada 10, yaitu : ف ظ ض ص ش س ز ذ ج ث

Contohnya :

ﺍﻷﻨﺛﻰ ,  ﺻﻔﺎﺻﻔﺎ , ﻤﻦﺬﻠﻚ



4.        Iqlab (  إ قلبٌ  )

Iqlab artinya mengganti (mengganti huruf nun ke huruf mim).

Hurufnya ada 1, yaitu :   ب

Iqlab adalah apabila huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba’, maka dibacanya balem.

Contohnya :

من بعد  , ﺍﻷﻨﺒﻴﺂﺀ



b.    Hukum Qolqolah ( ﻘﻠﻘﻠﺔ  )

Qolqolah artinya : kerongkongan (huruf hijaiyyah yang mati, diceklokkan).

Hurufnya ada 5, yaitu :    ق ط د ج ب

Qolqolah dibagi menjadi 2, yaitu :

1.    Qolqolah Sughra ( سغرى  )

Sughra artinya : ringan (kecil).

Qolqolah Sughra adalah apabila ada salah satu huruf qolqolah mati karena sukun, maka dibacanya diceklokkan.

Contohnya :

لقدْ , حبْل , طلق ,  أطْعمهم ,  أجْر



2.    Qolqolah Kubra ( قبرﻯ  )

Kubra artinya : dahsyat (besar).

Qolqolah Kubra adalah apabila ada salah satu huruf qolqolah mati di akhir kalimat (karena waqof), maka dibacanya diceklokkan.

Contohnya :

۝ ماخلقَ  , من مسد ۝



c.    Hukum Mim Mati (  مْ  )

Hukum mim mati dibagi menjadadi 3, yaitu :

1.        Idgham Mimi ( ميمى )

Mutajanisain artinya : yang sejenis

Hurufnya ada 1, yaitu :   م

Idgham Mimi adalah apabila ada mim mati bertemu dengan mim hidup, maka dibacanya harus berdengung.

Contohnya :

عليهم مؤسدة



2.        Ikhfa Safawi  (ﺷﻓﻮﻯ  ﺇ ﺧﻑﺎﺀ  )

Hurufnya ada 1, yaitu :   ب

Ikhfa Safawi adalah apabila ada mim mati bertemu dengan huruf  ba’ hidup, maka dibacanya harus berdengung.

Contohnya :

ترميهم بحخارة



3.        Idzhar Safawi (ﺷﻓﻮﻯ إ ذﻫا ٌر  )

Hurufnya yaitu semua huruf hijaiyyah kecuali mim dan ba’.

Idzhar Safawi adalah apabila ada huruf mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain mim dan ba’, maka dibacanya tidak berdengung.

Contohnya :

هم فيها  , ألم تر

Dan lain sebagainya……



d.    Hukum Mad (  مَدٌ  )

Mad artinya : memanjangkan bacaan, dengan menggunakan harakat.

Rumusnya :

1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.

Harkat = bunyi ketukan.

Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu :

1.        Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ   )

Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian)

Terbagi menjadi 1, yaitu :

–     Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ )

Hurufnya ada tiga, yaitu :            وْ -ُ , يْ ِ- ,ا -َ

a.    Alif mati sesudah fathah

b.    Ya’ mati sesudah kasroh

c.    Wau mati sesudah domah

Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.

Cara bacanya dipanjangkan, satu alif atau dua harkat.

Contohnya :       ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ



2.        Mad Far’i (  ﻓﺮﻋﻰ   )

Far’i artinya : bagian atau cabang

Terbagi menjadi beberapa yaitu :

–     Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ  )

Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.

Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad  bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.

Contohnya :

إذاجآء , سوء



–     Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )

Jiaz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.

Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.

Contohnya :

مآ أنزل  , يأيّها



–     Mad Lain ( ﻠﻴﻥ  )

Lain artinya : lemas.

Hurufnya ada 2, yaitu :         وْ -َ  , يْ ِ-َ

a.    Ya’ mati setelah fathah

b.    Wau mati setelah fathah

Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.

Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.

Contohnya :

عليهم  , يوم



–     Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ  )

‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.

Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan.

Contohnya :

نستعين ۝, عزيزحکيم ۝



–     Mad ‘Iwad ( عوادٌ )

‘Iwad artinya : membuang tanwin.

Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.

Contohnya :

عليماحکيما۝, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ۝



–     Mad Badal ( بدلٌ )

Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).

Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.

Contohnya :

أمنو , إيمان



–     Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ )

Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat.

Contohnya :

له مغفرة , به

Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).

Contoh :

 غيرلّه ۚ



–     Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ )

Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ  ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2 harkat.

Contohnya :

وله أجر

Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).

Contoh :  (sama seperti Mad Shilah Thowilah)



–     Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم )

Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah, maka dibacanya panjang 6 harkat.

Contohnya :

ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين



–     Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف)

Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun, maka dibacanya panjang 6 harkat.

Contohnya :

ﺁﻠﺌن



–     Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ  )

Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi harkat, maka panjangnya 2 harkat.

Contohnya :

ﻃﻪ  ,  ﻴﺲ



–     Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل )

Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat.

Contohnya :

ن , ق , المٌ , کهيعص



–     Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ )

Mad Tamyin adalah apabila ya mati ( يْ  ) setelah ya kasrah ( يِِ  ), maka dibacanya panjang 2 harkat.

Contohnya : يحييکم



–     Mad Farq ( فرق  )

Mad Farq adalah apabila ada tanda mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang 6 harkat.

Contohnya :

آﷲ



e.    Hukum Lafadz Jalalaih (   اﷲ  )

Terbagi menjadi 2, yaitu :

1.        Tafkhim ( تفخم  )

Tafkhim artinya : tebal.

Tafkhim adalah apabila ada lafadz Jalalih sebelum tanda fathah dan atau tanda domah, maka dibacanya harus tebal.

Contohnya :

رسول اﷲ , سقف اﷲ



2.        Tarqiq ( ترقيق  )

Tarqiq artinya : tipis.

Tarqiq adalah apabila ada lafadz Jalalih sebelum tanda kasrah, maka dibacanya tipis.

Contohnya :

في سبيل ﷲ



f.     Hukum Alif Lam (   ال  )

Terbagi menjadi 2, yaitu :

1.        Alif Lam Qomariyyah ( القمرﻴﺔ  )

Al-Qomriyyah artinya : Bulan.

Hurufnya :

أ ب ج ح خ ذ ز ع غ ف ق ك م و ي

Alif Lam Qomariyyah adalah apabila ada alif lam bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya jelas.

Diibratkan apabila kita melihat bulan di malam hari, maka akan terlihat jelas.

Contohnya :

من المؤمنين  ,  مع القاعدين



2.        Alif Lam Syamsiyyah ( اﻠﺸﻣﺴﻴﺔ  )

Asy-Syamsiyyah artinya : Matahari.

Hurufnya :

ت ث د ر س ش ص ض ط ظ ل ن

Alif Lam Syamsiyyah adalah apabila ada alif lam bertemu dengan salah satu hurufnya, maka alif lam nya tidak terbaca.

Diibratkan apabila kita melihat matahari di siang hari, maka tidak akan terlihat jelas.

Contohnya :

من الدّنيا , والشّمس



g.    Hukum Gunnah Masydidah ( ﻏﻨﺔ ﻤﺸﺪﺩﻩ  )

Gunnah Masydidah artinya : ditahan lama karena tasydid.

Hurufnya ada 2, yaitu :         مّ , نّ

Apabila terdapat nun siddah dan atau mim siddah sebelum huruf hijaiyyah berharkat, maka dibacanya bergunnah (ditahan sepanjang 3 harkat).

Contohnya :

ثمّ  , إنّ



h.    Hukum Idgham (  إدغامٌ  )

Terbagi menjadi 3, yaitu :

1.    Idgham Muttamatsilain ( ﻤﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ  )

Muttamasilain artinya : yang sama.

Idgham Muttamatsilain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang sama, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.

Contohnya :

إذهب بكتابى , وقد دخلوا , إذ ذهب



2.    Idgham Muttajanisain ( ﻤﺘﺠﺎﻨﺴﻴﻦ  )

Muttajanisain artinya : yang sejenis.

Idgham Muttajanisain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang sejenis, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.

Contohnya :

أرد تم , ودت طاﺋفة , ﺇذ ظلموا



3.   Idgham Muttaqoribain ( ﻤﺘﻘﺎﺮﺒﻴﻦ  )

Muttaqoribain artinya : yang mendekati (bacaannya).

Idgham Muttaqoribain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang mendekati bacaannya, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.

Contohnya :

إركب معنا , يلهث , ذلك , نحلقكم



i.     Hukum Ra’ (  ر  )

Terbagi menjadi 2, yaitu :

1.        Mufakham ( مفخّم  )

Mufakham artinya yang ditebalkan.

Bagiannya adalah :

–     ربنا

–     گفروا

–     أرسل

–     قرآن

–     طيرا

–     خير



2.        Muraqqaq ( مرقّق )

Muraqqaq artinya : yang ditipiskan.

Bagiannya adalah :

–     واقربب

–     فرعون

–     خسر



Dalam Kitab suci Al-Qur’an, ada beberapa tanda baca juga yang harus diperhatika, diantaranya :

1.        Hukum Nun Washal (  نِ  )

Washal artinya : penghubung.

Apabila ada tanwin bertemu dengan huruf yang disukunkan, maka tanwin tersebut dibaca harkat dan diakhiri nun washal.

Contoh :



ن

خير الوصيّة , جزاء الحسنى 



ن

عاداالأولى , لهوا انفضّوا



2.        Shafar ( صفر )

terbagi menjadi 2, yaitu :

–     Shafar Mustadir ( صفر مستدر )

Shafar Mustadir adalah apabila ada huruf mad yang tidak dibaca panjang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata.

Contohnya :

لايايئس \ لاتايئس , لشايء , وملا ئه



–     Shafar Mustathir ( صفر مستطيل )

Shafar Mustadir adalah apabila ada huruf mad yang tidak dibaca panjang, dan berada di akhir kata.

Contohnya :

   انا , لكنّا , قواريرا , الظنو نا , سلا سلا

ص  

–          Harus dibaca Sin

Apabila huruf shad bertanda domah atau bertanda sukun.



س

Contohnya :                              ويبصط , بصطة

–          Harus dibaca Shad

Apabila huruf shad bertanda fathah bertemu dengan ya mati.

 س

Contohnya :            بمصيطر               

–          Boleh dibaca Sin atau Shad

Apabila huruf shad bertanda fathah bertemu dengan ya mati dalam satu kata sifat.

 س

Contohnya :            المصيطرون    




Selanjutnya mengenai waqof,

I.    PENGERTIAN

Waqof artinya : tempat pemberhentian.

Waqof adalah tempat berhentinya bacaan Al-Qur’an yang berada di tengah ayat maupun di akhir ayat. Biasanya digunakan untuk mengatur pernafasan si Qira’at (pembaca), dapat pula digunakan untuk menyambung bacaan dari ayat yang satu ke ayat yang lainnya (menyambung kalimat yang dipenggal oleh ayat). Biasanya berpengaruh pula terhadap tafsir dari suatu ayat tersebut.



II.   MACAM-MACAM WAQOF

1.    Tanda mim ( مـ ) disebut juga dgn waqaf lazim. Yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf lazim disebut juga wakaf taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dgn tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dgn fungsi dan maksudnya;



2.    Tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda waqaf mutlaq dan haruslah berhenti.



3.    Tanda jim ( ﺝ ) adalah waqaf jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun di perbolehkan juga utk tidak berhenti.



4.    Tanda zha ( ﻇ ) mempunyai makna lebih baik tidak berhenti



5.    Tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dgn waqaf murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tdk berhenti namun di perbolehkan berhenti saat darurat tanpa merubah maknanya. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dlm kata lain lebih di perbolehkan berhenti pada waqaf sad



6.    Tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari “al-washl awlaa” yg mempunyai arti “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, oleh karena itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;



7.    Tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari “qiila alayhil waqf” yg mempunyai makna “telah di nyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, oleh karena itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan



8.    Tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari “qad yuushalu” yg mempunyai makna “kadang kala boleh diwasalkan”, oleh karena itu lebih baik berhenti walaupun kadang kala boleh diwasalkan



9.    Tanda qif ( ﻗﻴﻒ ) mempunyai maksud berhenti! Yaitu lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yg biasanya si pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti



10. Tanda sin ( س ) atau tanda saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dgn kata lain, si pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan



11. Tanda waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) mempunyai maksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas



12. Tanda laa ( ﻻ ) mempunyai maksud “jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kadang pada akhir maupun pertengahan ayat. Apabila tanda laa ( ﻻ ) muncul di pertengahan ayat, maka tidak di benarkan utk berhenti dan jika berada di akhir ayat, si pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak



13. Tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari “kadzaalik” yg mempunyai arti “serupa”. Dgn kata lain, arti dari waqaf ini serupa dgn waqaf yg sebelumnya muncul.



14. Tanda bertitik tiga (… …) yg disebut sebagai waqaf muraqabah atau waqaf ta’anuq (terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.



Semoga bermanfaat bagi kita bersama.

Sumber : ervanavrian, duniahq dan lain sebagainya

0 Comment "Pentingnya Mempelajari Dan Memahami Ilmu Tajwid Dalam Membaca Al - Qur'an"

Post a Comment