Islam muncul
untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil Alamien oleh
karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak diragukan
lagi. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat manusia dan
seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera.
Dalam ajaran
Islam bahwa perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan antar umat
manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang
berdampak pada kerusakan sosial. Agama mulia ini sangat memperhatikan
keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup
rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan Syaitan, firman
Allah : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan.
Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. Al-Baqarah [2]: 208.
Paling tidak
ada beberapa ajaran Islam yang berorientasi kepada pembentukan perdamaian di
tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup sejahtera dan harmonis,
diantaranya :
1. Larangan Melakukan Kedzaliman.
Islam
sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada
umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. Kedzaliman adalah
sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia. Penindasan,
penyiksaan, pengerusakan, pengusiran, imperialisme modern yang kerap terjadi
pada negara-negara Muslim saat ini membuahkan reaksi global melawan tindakan
bejat itu dengan berbagai macam cara, hingga perdamaian semakin sulit terwujud.
Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman adalah biang kemunduran.
Dengan demikian jika menghendaki kehidupan yang damai maka tindakan kedzaliman
harus dijauhi.
2. Adanya Persamaan Derajat.
Persamaan
derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam.
Tidak ada perbedaan antara satu gologan dengan golongan lain, semua memiliki
hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit,
etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok
lainnya. Jadi yang membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah
ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia. Dengan adanya
persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih
kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun
dan damai.
3. Menjunjung Tinggi Keadilan.
Islam sangat
menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat, keadilan
harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh sekalipun. Karena dengan
ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan dan
didiskriminasikan sehingga dapat meredam rasa permusuhan, dengan demikian
konflik tidak akan terjadi.
4. Memberikan Kebebasan.
Islam
menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya paksaan bagi siapa
saja dalam beragama, setiap orang bebas menentukan pilihannya. Dengan adanya
kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan pilihannya, tidak ada
yang merasa terkekang hingga berujung pada munculnya kebencian. Dengan
kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai semakin terbuka lebar.
5. Menyeru Hidup Rukun dan Saling
Tolong Menolong.
Islam juga
menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun saling tolong menolong dalam
melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk saling bahu membahu
menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan kehidupan yang damai dan
sejahtera dapat terwujud.
6. Menganjurkan Toleransi.
Islam
menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang ada,
dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan semua pihak. Sejak
agama Islam berkembang, Rasulullah SAW sendiri memberi contoh betapa toleransi
merupakan keharusan. Jauh sebelum PBB mencanangkan Declaration of Human Rights,
agama Islam telah mengajarkan jaminan kebebasan beragama. Melalui "Piagam
Madinah" tahun 622 Masehi, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar-dasar
bagi keragaman hidup antar ummat agama di antara warga negara yang berlainan
agama, serta mengakui eksistensi kaum non muslim dan menghormati peribadatan
mereka. Sudah tentu sikap toleransi ini pun bukannya tanpa batas, sebab
toleransi yang tanpa batas bukanlah toleransi namanya, melainkan "luntur
iman". Batas toleransi itu ialah, pertama : apabila toleransi kita tidak
lagi disambut baik atau ibarat "bertepuk sebelah tangan," di mana
pihak lain itu tetap memusuhi apalagi memerangi Islam. Kalau sudah sampai
"batas" ini, kita dilarang menjadikan mereka sebagai teman
kepercayaan.
7. Meningkatkan Solidaritas Sosial.
Solidaritas
sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk ditanamkan kepada setiap
individu dalam masyarakat, agar dapat memposisikan manusia pada tempatnya serta
dapat mengentaskan kefakiran, kebodohan dan kehidupan yang tidak menentu. Maka
Islam mewajibkan kepada orang yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna
diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Maha Suci Allah yang telah mewajibkan
zakat bagi hambanya yang mampu guna meringankan beban orang-orang miskin.
Dengan adanya kewajiban membayar zakat tersebut, maka menunjukkan bahwa ajaran
Islam membentuk kehidupan sejahtera bagi masyarakat. Dengan adanya kehidupan
sejahtera itu mencerminkan bahwa perdamaian sudah terwujud.
Aksi
terorisme yang kerap terjadi di belahan dunia telah menciptakan ketakutan yang
menghantui setiap orang, semuanya hidup dalam kecemasan, saling mencurigai
bahkan menuduh dan menuding atas aksi tersebut. Islam sebagai agama cinta kasih
yang menjunjung tinggi perdamaian sangat mengutuk aksi terorisme itu. Oleh
karenanya sangat naïf sekali jika Islam “didakwa” sebagai sumber tindakan
biadab tersebut yang telah banyak menelan korban jiwa. Perlu diingat bahwa
perdamaian adalah suatu anugerah yang harus dipertahankan oleh setiap muslim,
Rasulullah bersabda : Sesengguhnya Allah menjadikan perdamaian sebagai tanda
penghormatan bagi umat kami dan keamanan bagi ahli Dzimmah kami.
Sumber : M. Abdurachman Rochimi (rachman007) dan lain sebagainya.
0 Comment "Mewujudkan Perdamaian Dunia Dengan Perspektif Islam"
Post a Comment