Para
pembenci Islam seringkali seringkali mempertanyakan sesuatu hal yang terkadang
membuat umat Islam sedikit sulit menjawabnya. Salah satu pertanyaan “kritis”
yang diajukan oleh misionaris adalah “Mengapa babi diciptakan jika ia haram?
Untuk apa diciptakan jika tidak ada manfaatnya?”
Allah memang
telah megharamkan daging babi ataupun bagian lainnya bagi seorang muslim. Dalam
ajaran Islam hukum haram babi merupakan sesuatu yang sudah final, bahkan untuk
menegaskan keharaman babi, Allah berfirman dalam Al-Qur’an berkali-kali.
Beberapa surat yang menyatakan keharaman daging babi antara lain surat Al
Baqarah 173, Al Maidah 3, Al An’am 145 dan An Nahl 115.
إِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ
بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ
عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS:Al Baqarah 173)
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا
أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ
وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ
وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ
فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ
وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ
غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS:Al Maidah 3)
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ
يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ
خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۚ فَمَنِ
اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah:
“Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena sesungguhnya semua
itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS:Al
An’am 145).
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ
وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ
فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa
yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang
terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas,
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS:An
Nahl 115).
Adapun untuk
menjawab pertanyaan mengapa babi diciptakan jika haram, maka berikut diantara
jawabannya.
1. Guna Menguji
Manusia
Allah terkadang
menciptakan sesuatu sebagai bahan ujian bagi manusia apakah akan patuh ataukah
melanggarnya. Seperti halnya babi dimana jika orang memakannya, maka ia telah
gagal dalam menghadapi ujian tersebut. Namun jika ia berhasil menghindari
larangan itu dengan tidak memakannya, berarti ia telah lulus akan ujian yang
telah Allah beri.
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala telah berfirman:
“Dialah (Allah) yang menciptakan mati dan
hidup untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang paling baik amalnya.”
(QS Al Mulk 2)
2. Membuat
Manusia Layak Menjadi Khalifatullah
Sejak awal, Nabi
Adam dijadikan oleh Allah sebagai seorang khalifah di bumi. Arti secara
mendalam dari tugas tersebut yakni untuk memakmurkan bumi yang sekarang ini
ditempati. Berbagai jenis makhluk hidup maupun hewan yang dianggap tak
bermanfaat ternyata menjadikan manusia lebih kreatif dan berkembang secara
intelektual. Contohnya saja babi dimana dengan adanya penciptaan babi, membuat
manusia mengetahui berbagai bibit penyakit yang dibawa oleh binatang kotor
tersebut. Dengan demikian, manusia pun akan berusaha untuk mencari atau
meneliti obat terhadap penyakit itu. Beberapa penyakit yang berasal dari babi
diantaranya adalah cacing pita dan flu babi (Swine influenza) yang belum ada
obatnya.
3. Menjadi
Pembelajaran Untuk Tidak Mengikuti Tabiatnya
Sudah diketahui
bahwa babi memiliki kesenangan berada di lingkungan yang kotor. Tak hanya itu
saja karena babi juga termasuk hewan pemalas dan jorok. Bahkan saking joroknya,
babi bisa memakan kotorannya sendiri. Tak jarang babi akan mengencingi dahulu
makanannya sebelum disantap.
Dalam hal
kerakusan, babi menjadi yang pertama karena apapun yang ada di depannya akan
langsung ia lahap, entah itu sampah ataupun kotoran. Bahkan sebagian peneliti
hewan mengatakan bahwa demi memuaskan hasrat makannya, terkadang babi akan
memuntahkan makanan yang baru ia makan dan memakannya kembali.
Tentu dengan
sifatnya yang jorok, malas sekaligus kotor menjadikan kita harus menjauhi
segala tabiatnya karena jika tidak, kita sama saja dengan seekor babi. Babi juga
termasuk hewan yang buruk dan telah Allah firmankan dalam Al Quran dimana kaum
terdahulu yang membangkang dikutuk oleh Allah menjadi seekor babi.
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah Aku akan
beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang
fasiq) di sisi Allah? Yaitu orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, diantara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thagut.
Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus”.
(QS Al Maidah 60)
Namun, ada
10 fakta ilmiah yang membuat kita bisa mengambil hikmah tentang haramnya babi.
10 fakta ilmiah kenapa babi haram dalam Islam.
1. Daging babi rumahnya
cacing pita
Mengonsumsi
daging babi memiliki risiko terkena infeksi cacing pita (sistiserkosis). Karena
daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia
yang bisa berpindah ke tubuh manusia yang mengkonsumsinya.
2. Kantung urine babi sering bocor
Prof. A.V.
Nalbandov menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor,
sehingga urine-nya merembes ke dalam daging.
3. Babi tidak memiliki leher
Secara
fisiologis, babi tidak mendukung untuk disembelih. Sebabnya, babi tidak
memiliki leher. Sedangkan Islam mensyariatkan penyembelihan binatang pada
lehernya.
4. Babi hewan paling rakus
Babi melahap
makanan apa pun yang ada di depannya. Ia merupakan hewan paling rakus di dunia.
Bahkan jika makanannya telah habi, ia memuntahkan makanan dalam perutnya dan
memakannya kembali demi memuaskan kerakusannya.
5. Babi hewan paling jorok
Jika di
depan babi ada sampah, ia akan makan sampah tersebut. Bahkan babi juga melahap
kotoran. Hingga kotorannya sendiri pun dilahapnya.
6. Babi menampung banyak
bibit penyakit
Selain
mengandung cacing pita (Taenia solium), babi juga mengandung cacing spiral
(Trichinella spiralis), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), cacing paru
(Paragonimus pulmonaris), hingga bakteri kolera (Salmonella choleraesuis) dan
virus kudis (Scabies).
7. DNA babi mirip manusia
Ditemukannya
fakta DNA babi paling mirip dengan manusia, mengkonsumsi babi dapat dengan
mudah menularkan perilaku buruk babi kepada manusia. Selain rakus, perilaku
babi yang pernah diobservasi oleh Muhammad Abduh adalah tidak memiliki cemburu.
Ketika dua ekor babi jantan dan seekor babi betina dimasukkan kandang, dua babi
jantan itu tidak saling berebut tetapi justru saling membantu untuk mengawini
babi betina.
8. Daging babi sulit dicerna
manusia
Meskipun
empuk, ternyata daging babi sulit dicerna oleh pencernaan manusia. Ini karena
daging babi mengandung lemak berbahaya.
9. Babi merupakan carrier
virus Flu Babi
Di dalam
tubuh babi, virus AI yang semula tidak ganas bermutasi menjadi H1N1/H5N1 yang
ganas dan menular kepada manusia.
10. Daging babi penyebab
utama kanker anus dan kolon
Prosentase
penderita kanker anus dan kolon meningkat drastis di negara-negara yang
penduduknya memakan babi, terutama di negara-negara Eropa, Amerika, Cina dan
India. Sedangkan di negara-negara Muslim, prosentasenya sangat rendah.
Semoga dengan jawaban ini memperkuat keyakinan kita dan tidak mudah goyah lewat pertanyaan-pertanyaan dari umat yang belum paham.
Wallahu
a’lam.
Sumber
: kabarmakkah, islamedia, tarbiyah, dan lain sebagainya.
0 Comment "Memakan Daging "BABI" Haram Hukumnya"
Post a Comment