Kidung karya Sunan Kalijaga ini sudah terkenal sampai pelosok
Nusantara. Di desa-desa pulau Jawa atau di tempat lainnya, kidung ini sering dinyanyikan saat pertunjukan
ketoprak, wayang kulit, dan lain lain. Inti laku pembacaan Kidung Rumekso Ing Wengi adalah agar kita
senantiasa terhindar dari malapetaka. Dengan demikian kita dituntut
untuk senantiasa berbakti, beriman dan taqwa kepada Allah SWT.
Adapun fungsi secara eksplisit tersuratnya antara lain:
1. Penyembuh segala macam penyakit.
2. Pembebas pageblug
3. Mempercepat jodoh bagi perawan tua.
4. Penolak bala yang datang di malam hari.
5. Menang dalam perang
6. Memperlancar cita-cita luhur.
Adapun fungsi secara eksplisit tersuratnya antara lain:
1. Penyembuh segala macam penyakit.
2. Pembebas pageblug
3. Mempercepat jodoh bagi perawan tua.
4. Penolak bala yang datang di malam hari.
5. Menang dalam perang
6. Memperlancar cita-cita luhur.
Ada nyanyian yang menjaga di malam hari.
Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit.
Terbebas dari segala petaka.
Jin dan setanpun tidak mau.
Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit.
Terbebas dari segala petaka.
Jin dan setanpun tidak mau.
Segala jenis sihir tidak berani.
Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir.
Api menjadi air.
Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ketempat asalnya.
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih.
Semua senjata tidak mengena.
Bagaikan kapuk jatuh dibesi.
Segenap racun menjadi tawar.
Binatang buas menjadi jinak.
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak.
Meski batu dan laut mengering.
Pada akhirnya semua slamat.
Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakub pendengaranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia.
Siti fatimah sebagai kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi Muhamad.
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa.
Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Kejadian berasal dari biji yang satu
Kemudian berpencar ke seluruh dunia
Terimbas oleh zat-Nya
Yang membaca dan mendengarkan
Yang menyalin dan menyimpannya
Menjadi keselamatan badan
Sebagai sarana pengusir
Jika dibacakan alam air
Dipakai mandi perawan tua cepat bersuami
Orang gila cepat sembuh
Jika ada orang didenda cucuku
Atau orang yang terbelenggu keberatan hutang
Maka bacalah dengan segera
Di malam hari
Bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali
Maka tidak akan jadi didenda
Segera terbayarkan oleh Tuhan
Karena Tuhanlah yang menjadikannya berhutang
Yang sakit segera sembuh
Jika ingin bagus menanam padi
Berpuasalah sehari semalam
Kelilingilah pematangnya
Bacalah nyanyian itu
Semua hama kembali
Jika engkau pergi berperang
Bacakan ke dalam nasi
Makanlah tiga suapan
Musuhmu tersihir tidak ada yang berani
Selamat di medan perang
Siapa saja yang dapat melaksanakan
Puasa mutih dan minum air putih
Selama empat puluh hari
Dan bangun waktu subuh
Bersabar dan bersyukur di hati
Insya Allah tercapai
Semua cita-citamu
Dan semua sanak keluargamu
Dari daya kekuatan seperti yang mengikatku
Ketika di Kalijaga.
Sumber : (Serat Kidungan Warna-warni, Surakarta, Boedi Oetomo, 1919)
Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir.
Api menjadi air.
Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ketempat asalnya.
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih.
Semua senjata tidak mengena.
Bagaikan kapuk jatuh dibesi.
Segenap racun menjadi tawar.
Binatang buas menjadi jinak.
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak.
Meski batu dan laut mengering.
Pada akhirnya semua slamat.
Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakub pendengaranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia.
Siti fatimah sebagai kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi Muhamad.
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa.
Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Kejadian berasal dari biji yang satu
Kemudian berpencar ke seluruh dunia
Terimbas oleh zat-Nya
Yang membaca dan mendengarkan
Yang menyalin dan menyimpannya
Menjadi keselamatan badan
Sebagai sarana pengusir
Jika dibacakan alam air
Dipakai mandi perawan tua cepat bersuami
Orang gila cepat sembuh
Jika ada orang didenda cucuku
Atau orang yang terbelenggu keberatan hutang
Maka bacalah dengan segera
Di malam hari
Bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali
Maka tidak akan jadi didenda
Segera terbayarkan oleh Tuhan
Karena Tuhanlah yang menjadikannya berhutang
Yang sakit segera sembuh
Jika ingin bagus menanam padi
Berpuasalah sehari semalam
Kelilingilah pematangnya
Bacalah nyanyian itu
Semua hama kembali
Jika engkau pergi berperang
Bacakan ke dalam nasi
Makanlah tiga suapan
Musuhmu tersihir tidak ada yang berani
Selamat di medan perang
Siapa saja yang dapat melaksanakan
Puasa mutih dan minum air putih
Selama empat puluh hari
Dan bangun waktu subuh
Bersabar dan bersyukur di hati
Insya Allah tercapai
Semua cita-citamu
Dan semua sanak keluargamu
Dari daya kekuatan seperti yang mengikatku
Ketika di Kalijaga.
Sumber : (Serat Kidungan Warna-warni, Surakarta, Boedi Oetomo, 1919)
Amin
ReplyDelete