Bata "Bernapas", Inovasi Bangunan Berkelanjutan

Teknologi-teknologi untuk membuat bangunan hemat energi terus dikembangkan. Kali ini, batu bata penyusun dinding rumah yang direkayasa.

 
Living Architecture dari Newcastle University di Inggris melibatkan pakar UWE Bristol, Trento, Spanish National Research Council, Liquifer System Group, dan Explora untuk mengembangkan konstruksi batu bata yang dikompositkan dari biofilm. Di dalam setiap batu bata, terdapat bahan bakar mikrobial.

Beragam jenis mikroorganisme hidup di dalam setiap unit batu bata, masing-masing punya fungsi berbeda. Ada yang didesain untuk memurnikan udara, memperbaharui fosfat pada udara, dan menghasilkan listrik. Di aktifkan dengan pengendali jarak jauh dan dikoordinasikan secara digital, batu bata ini dapat mengubah bangunan biasa menjadi mesin yang efisien untuk memanfaatkan sekitar sesuai dengan kebutuhan penghuninya.

Seperti dilansir Inhabitat.com, Rachel Amstrong, profesor dibidang arsitektur eksperimental di Newcastle University yang memimpin proyek bata biofilm menganalogikan bata ini seperti "perut sapi biomekanik". Batu bta ini memiliki kamar yang berbeda-beda, setiap bagiannya memproses limbah organik secara berbeda. Namun, secara keseluruhan semuanya punya fungsi tersendiri, seperti sistem digestif untuk rumah atau kantor. proyek ini memadukan ilmu arsitektur, komputer dan teknik mesin untuk menemukan cara baru menangani isu global, seperti berkelanjutan lingkungan.

Bata "yang hidup" ini menawarkan langkah baru untuk mengubah hunian dan bangunan lain dibangun dengan lebih ramah lingkungan. Direktur proyek Profesor Andrew Adamatzky mengatakan, teknologi yang dikembangkan ini makin memungkinkan kita untuk hidup selaras dengan alam dan bangungan. Organisme-organisme di dalam dinding bangunan akan menyokong kehidupan penghuninya.

Sumber : komp.as/infoklasika, 9 Agustus 2016

0 Comment "Bata "Bernapas", Inovasi Bangunan Berkelanjutan"

Post a Comment