Maka hendaknya kesibukan bangsa kita adalah
menjaga prinsip2 dasar keadilan dan demokrasi, bukan sibuk oleh yang lain. Sekarang
dunia hukum kita sibuk melayani kepentingan kekuasaan atau menghibur publik
dengan pemaksaan.
Pasal-pasal diterapkan serampangan yang penting
sesuai pesanan bahwa harus ada yang disalahkan. Penyelidikan
dikembangkan yang penting ramai dan selalu ada pertunjukkan yang membuat rakyat
terpuaskan.
Padahal
ada pertanyaan, "di manakah demokrasi dan di manakah keadilan? Dimanakah
kepastian dan azas kemanfaatan?". Sudah agak lama kita tidak mau peduli
padahal inilah awal bencana dalam negara dan bangsa.
Keadilan adalah bisnis manusia dengan Tuhan, jika
kita berbuat zalim maka Tuhan akan membuat perhitungan, kekacauan. Ada banyak negara Tidak ber-Tuhan,
tetapi dengan akal mencoba menerapkan keadilan, negerinya aman, meski rawan.
Tapi
ada negara berketuhanan tetapi tidak sanggup menjaga falsafah keadilan, maka
kacau dan semakin rawan. Alangkah indahnya seandainya akal kita berketuhanan
lalu kita terapkan prinsip keadilan maka kita akan menjadi bangsa pemenang.
Inilah
yang membuat orang seperti saya menyakini masa depan Indonesia, karena agama
dan akal pikiran bersatu menjawab persoalan. Saya percaya bahwa orang yang
tidak menyembah Tuhan adalah orang zalim yang tidak mensyukuri kehidupan.
Tapi
orang yang menyembah Tuhan sambil merusak prinsip keadilan dan merusak
kehidupan juga lebih zalim. Sehingga alangkah indahnya jika kata dan perbuatan
menyatu dalam menegakkan Keadilan bagi kelangsungan kehidupan.
Mari kita hentikan kezaliman. Meski kita mendapat tepuk tangan. Mari kita lawan kezaliman. Meski semua orang tidak paham. Jangan sampai kita mati dalam keadaan mendukung kezaliman, naudzubillah. Jangan main2 dengan hukum Tuhan, Jangan main2 dengan prinsip keadilan.
Tuhan berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian saksi yang adil karena Allah. Dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum menghalangi kalian berlaku adil. Berlaku adil-lah, karena perbuatan adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (Al-Ma’idah: 8).
Demikianlah,
Menjadi pelajaran bagi kita. Semoga kita semua mau belajar. Aamiin..
Sumber : Twitter @Fahrihamzah
Sumber : Twitter @Fahrihamzah
0 Comment "Atas Nama Tuhan, Hentikanlah Kedzaliman"
Post a Comment