Hidup Itu Seperti UAP, Yang Sebentar Saja Kelihatan, Lalu Lenyap !



Ketika Orang memuji MILIKKU, aku bisa berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku, rumahku, hartaku, putra-putriku hanyalah titipan-NYA. Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya, MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku? UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku?. Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA? Malahan ketika diminta kembali, kusebut itu MUSIBAH, UJIAN, PETAKA, dan apa saja. Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA.


Ketika aku berdo'a, kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN DUNIAWI, Aku ingin lebih banyak HARTA, MOBIL, RUMAH, POPULARITAS. Dan kutolak SAKIT dan KEMISKINAN.

Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku. Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku, Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku.

Oh, Betapa curangnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagangku!, Kuminta DIA membalas perlakuan baikku dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku. Ya... ALLAH...

Astaghfirullaah. Padahal setiap hari kuucapkan, Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, Ya... ALLAH...

Astaghfirullaah. Ya ALLAH, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMU saja Ya ALLAH. Sebab aku yakin ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku. KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku.

Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN. Ketika aku berat untuk MEMBERI, aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN. Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa, bahwa dalam KELEMAHAN, ALLAH memberikan aku KEKUATAN. Ketika aku takut Rugi, Aku lupa, bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, karena AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA. Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA. Tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH.

Ya ALLAH muliakanlah akhlak kami, tuntun dan bimbing kami agar bisa menjadi hamba yang bertaqwa. Karuniakanlah kepada kami akhir kehidupan yang baik "Husnul khatimah"
Aamiin yaa mujiibassaayliin.


Referensi : Dikutip dari berbagai sumber 

0 Comment "Hidup Itu Seperti UAP, Yang Sebentar Saja Kelihatan, Lalu Lenyap !"

Post a Comment