Toleransi dan
Bhineka Tunggal Ika adalah tentang kemauan untuk menerima perbedaan, apapun
bentuk perbedaan itu. Yang sedang merayakan natal biarlah merayakannya dengan
damai. Janganlah diganggu, jangan pula dihalang-halangi.
Yang tidak
merayakan natal, janganlah dipaksa untuk merayakannya. Janganlah karyawan
muslim dipaksa memakai topi santa, jangan pula siswa-siswi muslim dipaksa ikut
kerja bakti membersihkan gereja.
Bagi yang mau
mengucapkan selamat natal, silakan mengucapkan. Boleh di wall-nya sendiri di
fb, inbox langsung yang dituju, atau di grup WA yang ada anggotanya yang
natalan. Silakan saja. Tapi...
Tidak perlulah
membuat ajakan terbuka atau men-share artikel yang mengharuskan orang
mengucapkan selamat natal. Demi toleransi, demi kebhinekaan, atau apalah apalah
alasan kalian. Apalagi sambil mengata-ngatai teman yang tidak mau mengucapkan
selamat natal sebagai kurang piknik, pikiran sempit, nalar pendek, atau entah
apa lagi istilah-istilah negatif semacam itu. Bagaimanapun, mereka yang tidak
bersedia mengucapkan selamat natal itu punya alasan dan pemikiran tertentu.
Kita tidak bisa memaksa orang berpikir seperti cara kita berpikir. Itulah
manusia, memang berbeda-beda.
Bagi yang tidak
mau mengucapkan selamat natal, ya sudahlah diam saja. Diam, tidak usah
mengucapkan selamat, tapi tidak perlu juga mencaci maki temannya yang masih
mengucapkan selamat natal. Jangan pula menyebut sesama teman cacat akidah,
lemah iman, sesat pemahaman, dan lain-lain hanya gara-gara ucapan selamat
natal. Akidah mereka bagaimana, hanya Tuhan yang tahu persisnya.
Tidak usahlah
pula bikin pengumuman di medsos, misalnya begini, "Teman-temanku semuanya
yang nasrani, mohon maaf ya, saya tidak mengucapkan selamat natal. Bukannya
saya... bla bla bla... tapi agama saya melarang... bla bla bla... dst."
Diam saja
sebenarnya tidak ada masalah, toh mereka yang merayakan natal itu juga tidak
mengharap-harap dan menunggu-nunggu ucapan selamat natal seperti orang sedang menunggu
gaji ke-13. Diam saja lebih baik. Justru pernyataan terbuka yang menyatakan
"Saya tidak bisa mengucapkan selamat natal" itu yang mengusik
perasaan orang. Walaupun disertai kata maaf dan bahasa sehalus apapun, tetap
saja, mengusik perasaan orang.
Itulah inti dari
toleransi dan bhineka tunggal ika. Biarlah orang lain dengan agamanya sendiri,
kita tetap dengan agama kita sendiri. Biarlah orang lain dengan pendapatnya
sendiri, sedangkan kita dengan pendapat kita sendiri. Asal tidak saling
menyikut, menyikat, menyokot, apalagi menyakiti.
Tetap berjalan
beriringan, walau tidak bergandeng tangan. Santai saja bersilang jalan, asal
tidak bertabrakan. Jangan coba-coba memaksa orang untuk bersikap toleran, tapi
dengan toleransi sesuai versimu sendiri. Itu saja sudah membuatmu menjadi
makhluk intoleran.
Jangan memaksa
orang menghargai kebhinekaan, tapi hanya pendapatmu sendiri yang boleh
didengar. Bahkan, jangan pula menganggap tulisan ini paling benar. Kalau beda
pendapat, bikinlah tulisanmu sendiri.
Peace.......
Sumber
: Rahardi Widodo
0 Comment "Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika"
Post a Comment