Orang yang bermental kaya menginvestasikan harta dan waktunya.
Sementara orang yang bermental miskin menghabiskan harta dan waktunya
(untuk sesuatu yang sia-sia). Apakah Anda selalu menginvestasikan harta
dan waktu Anda. Atau, Anda hanya menghabiskan harta dan waktu Anda?
Jika Anda ingin semakin kaya pastikan bahwa harta dan waktu Anda dihabiskan untuk sesuatu yang bermanfaat di masa depan. Tapi, bila Anda ingin hidup Anda sulit, silakan habiskan harta dan waktu Anda dengan sesuatu yang sia-sia.
Contoh Orang Bermental Miskin
Jika Anda ingin semakin kaya pastikan bahwa harta dan waktu Anda dihabiskan untuk sesuatu yang bermanfaat di masa depan. Tapi, bila Anda ingin hidup Anda sulit, silakan habiskan harta dan waktu Anda dengan sesuatu yang sia-sia.
Contoh Orang Bermental Miskin
H: "Mas, apakah bisa bantu saya dapat pekerjaan"
T: "Oke, apa pekerjaan yang diinginkan?"
H: "Apa saja deh mas, yang penting kerja"
T: "Ok, mungkin saya bisa minta kolega saya untuk kamu jadi sales disana"
H: "Kalau bisa jangan yang suruh jualan deh mas, saya ga terlalu suka jualan"
T: "Oh gitu yah, oke...oke bentar yah, saya coba telpon teman saya di Jakarta".
Setelah menghubungi teman saya, sayapun memberitahu yang bersangkutan.
T: Ok, H...kata teman saya dia sedang butuh admin untuk input penjualan.
H: "Waduh pak, saya ga bisa komputer"
T: "Ok, mengapa ga bisnis saja"
H: "Wah, itu butuh modal pak, saya ga punya modal"
T: " Oke, kalau misalnya saya ada teman yang bisa membantumu bisnis dengan modal kecil/tanpa modal?"
H: "Itu pasti MLM multi level yah?, kalau yang kayak gituan nggak deh pak, gak suka MLM saya pak"
T: "Oke, apa pekerjaan yang diinginkan?"
H: "Apa saja deh mas, yang penting kerja"
T: "Ok, mungkin saya bisa minta kolega saya untuk kamu jadi sales disana"
H: "Kalau bisa jangan yang suruh jualan deh mas, saya ga terlalu suka jualan"
T: "Oh gitu yah, oke...oke bentar yah, saya coba telpon teman saya di Jakarta".
Setelah menghubungi teman saya, sayapun memberitahu yang bersangkutan.
T: Ok, H...kata teman saya dia sedang butuh admin untuk input penjualan.
H: "Waduh pak, saya ga bisa komputer"
T: "Ok, mengapa ga bisnis saja"
H: "Wah, itu butuh modal pak, saya ga punya modal"
T: " Oke, kalau misalnya saya ada teman yang bisa membantumu bisnis dengan modal kecil/tanpa modal?"
H: "Itu pasti MLM multi level yah?, kalau yang kayak gituan nggak deh pak, gak suka MLM saya pak"
He..he...Saya belum selesai menjelaskan namun rasanya mendadak kehilangan kesabaran untuk membantu orang ini.
Banyak orang susah bukan karena ga ada KESEMPATAN, namun masalahnya ada pada SIKAPNYA.
Teringat pesannya Jack Ma sang pendiri Alibaba, didunia ini orang yang paling sulit dilayani adalah orang BERMENTAL MISKIN.
Dikasih gratis "Saya mau diperalat apa nih?",
Dikasih murah "Ini pasti barang jelek",
Dikasih yang bagus "Ini pasti mahal",
Dikasih yang modern, "Saya ga berpengalaman",
Dikasih yang mudah, "Ah itu tradisional"
Mental Kaya Vs Mental Miskin
Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang mengaku milyarder tetapi pelit? Saya sering bertemu dengan orang-orang seperti itu. Ketika makan di restoran selalu minta dibayarin. Ketika diminta sumbangan, berbagai alasan penolakan mengalir dari mulutnya. Menurut saya orang seperti ini walau kaya harta tetapi bermental miskin.
Selain pelit, orang bermental miskin selalu fokus pada dirinya. Untuk urusan dirinya ia akan “vermak” habis. Mereka rela membayar mahal busana dan asesoris yang melekat di tubuhnya untuk memperbaiki penampilannya. Demi citra dan penampilan dirinya mereka boros. Tetapi ketika menyangkut urusan orang lain, sekali lagi, pelitnya setengah mati.
Suatu saat saya melihat orang jenis ini dijatuhkan harga dirinya secara halus oleh Allah, Yang Maha Kuasa. Seorang janda kaya di suatu komplek perumahan ketahuan ikut antri untuk menerima bantuan pendidikan. Ia orang berpunya namun bersedia antri untuk bantuan yang nilainya tak seberapa, karena satu alasan, “Saya kan janda.” Mental miskin telah menjatuhkan harga dirinya, tanpa ia sadari.
Di sisi lain saya juga sering melihat orang biasa yang rela dan bersedia menolong banyak orang. Hidupnya sederhana namun hatinya berlimpah dan kebahagian melingkupi kehidupannya. Bukan hanya itu, merekapun terhormat di mata masyarakat. Orang seperti ini, menurut saya, walaupun tidak kaya tapi bermental kaya.
Saya teringat pertanyaan guru saya dulu, “Jamil sedekah mana yang paling baik seribu atau seratus ribu rupiah? Ketika itu saya langsung menjawab, “Seratus ribu lebih baik.”
Dengan tersenyum guru saya menjelaskan, “Belum tentu, bila seribu dikeluarkan oleh orang yang berpenghasilan dua ribu dan seratus ribu dikeluarkan oleh orang berpenghasian sepuluh juta tentu seribu itu lebih baik.”
Maka, milikilah mental kaya mulai sekarang. Memiliki mental kaya tidak harus menunggu kaya. Bagilah apa yang Anda miliki saat ini untuk mengangkat harkat dan martabat orang-orang di sekitar Anda.
Berikut adalah sekian cara menyikapi berapa persoalan untuk membangun mentalitas kaya.
1. Menolak Belas Kasihan Orang Lain
Menolak belas kasihan orang bukan berarti kita angkuh atau sombong, tetapi orang yang terbiasa hidup dari rasa belas kasihan orang lain cenderung malas atau tidak punya spirit untuk hidup mandiri. Lawan dari mental kaya adalah mental miskin, berarti orang yang terbiasa menerima pembelian orang lain secara tidak sadar mendidik karakternya untuk menjadi orang yang bermental miskin. Salah satu ciri yang melekat pada orang yang bermental miskin adalah senang pada hal-hal yang sifatnya gratisan. Jadi orang yang bermental miskin sangat suka ditraktir, lebih senang tangan dibawah daripada tangan diatas. Walaupun ada pengeculaian misalnya pada saat-saat tertentu atau momen tertentu menerima traktiran tidak masalah, tetapi yang menjadikannya sebagai kebiasaan patut dipertanyakan, ia tidak pernah mendidik karakternya untuk menjadi orang yang bermental kaya.
2. Bersedekah
Bersedekah atau membagikan setiap harta atau kepunyaan yang kita miliki adalah salah satu cara nkita membangun mental kaya. Logikanya sederhana semakin banyak kita memberi maka akan semakin banyak pintu rezeki yang terbuka sebab orang yang kita tolong akan ada suatu saat ia akan balik membalas kebaikan yang kita berikan. Salah satu prinsip hukum alam adalah “Setiap aksi mengundang reaksi” Dengan semakin banyak menolong orang dengan jalan sedekah akan semakin banyak maka potensi akan banyaknya empati atau minimal orang mendoakan juga semakin banyak. Oleh sebab itu dalam seminar-seminar kewirausahaan kita akan menemukan bahwa salah satu cara mendidik karakter kita menjadi seseorang yang kaya adalah dengan banyak memberi.
3. Berikhtiar, Doa dan Tindakan
Ungkapan “Dream, pray, and action” atau kesatuan antara Mimpi, doa, dan usaha adalah sekian diantara cara bagaimana merangsang sugesti untuk membangun mentalitas sukses. Ketiga hal tersebut harus menjadi internalisasi karakter, dalam artian bahwa kekuatan impian, doa, dan usaha harus sejalan agar supaya kekayaan tidak sekadar angan-angan belaka. Mimpi tidaklah cukup, mimpi dengan doa juga belum cukup, ia harus dilengkapi dengan tindakan nyata. Oleh sebab itu antara kekuatan mimpi, doa, dan tindakan harus sejalan.
Hilangkan mental miskin, apapun harus dipelajari, dicoba, & dijalankan...
Have a nice day..
Referensi : Dikutip dari berbagai sumber.
Referensi : Dikutip dari berbagai sumber.
0 Comment "Milikilah Mental Kaya Mulai Sekarang !"
Post a Comment