Bambu
pada umumnya memiliki batang yang berongga, kedap air dan menyebar dengan
sistim akar rizoma. Bambu ber-rumpun (clumping) umumnya berasal dari kawasan
tropis seperti Indonesia, Burma, Brazil, Columbia, India dan Selatan Cina.
Beberapa jenis bambu yang tumbuh di Himalaya dan Andes merupakan rumpun yang
tumbuh di iklim sedang yang dapat tumbuh baik di daerah dingin. Bambu merambat
(running) umumnya berasal dari iklim sejuk seperti Jepang, Cina Utara, Siberia
dan Amerika Utara. Bambu dapat berupak semak, dengan ukuran 3 meter hingga
pohon besar dengan tinggi 30 meter.
Seperti kebanyakan rerumputan, bambu tumbuh dan berbunga, menghasilkan biji dan mati. Karena bambu sangat jarang berbunga, biasanya dikembangbiakkan secara vegetatif. Bambu jenis menjalar, biasanya dikembangkan dengan potongan rizomanya. Sedangkan bambu rumpun biasanya dikembangbiakkan dengan potongan batang bambu yang menyertakan ruas yang memiliki bakal tunas. Cabang tunas ini nantinya akan membantuk akar dan menghasilkan rizoma dan batang bambu baru.
Batang bambu memiliki rongga dan dibatasi oleh node (buku) tempat tumbuhnya ranting dan daun bambu. Tunas monokotil seperti bambu dan palem tidak memiliki kambium.
Kekuatan
struktur dan kerasnya batang bambu disebabkan oleh serat dan lignin tracheid
yang dimilikinya, yang terdiri atas selulosa. Selain itu batang bambu juga
banyak mengandung silica (5%). Meskipun batang bambu bukan merupakan pohon sejati, namun bisa sangat keras
karena kandungan silica dan ligninnya.
Bambu merupakan tumbuhan yang sangat penting secara ekologi dan ekonomi. Ia merupakan salah satu tumbuhan yang paling berguna dan bernilai bagi manusia serta meyediakan bahan makanan utama bagi jenis hewan seperti panda. Beberapa spesies bambu berbunga secara rutin dan mati, fenomena ini masih dipelajari oleh peneliti tanaman.
Bambu adalah tumbuhan yang sangat bernilai guna di kawasan tropis, baik pada masa lalu maupun masa kini. Menurut perkiraan bambu digunakan oleh lebih dari setengah populasi dunia setiap harinya. Menurut A. Lewington (Plants For People 1990), ada lebih dari 1000 produk berbeda yang terbuat dari bahan bambu.
Jenis-jenis
Bambu
Bambu
merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili
Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai
tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga
sepanjang 60 cm dalam sehari.
Bambu memiliki lebih dari 1.000 spesies dengan 100-an genera. Ahli menempatkan bambu dalam tribe Bambuseae dalam family rumput Poaceae, yang merupakan keluarga besar yang terdiri dari lebih 10.000 spesies. Bambu dapat ditemui dalam ukuran kecil (Poa annua) hingga ukuran pohon raksasa (Dendrocalamus giganteus). Keluarga bambu adalah tumbuhan paling penting didunia yang menyediakan mayoritas kebutuhan makanan manusia dan ternak. Rumput-rumputan adalah tumbuhan yang relative baru bagi flora bumi, muncul sekitar 30-40 juta tahun lalu, lama setelah punahnya dinosaurus di permukaan bambu. Pdang rumput telah memberikan sumber makanan terhadap perkembangan mamalia herbivore dan kemudian menyediakan berbagai jenis makanan pada hewan karnivora. Beberapa tanaman yang populer disebut bambu (seperti "lucky bamboo yang tumbuh secara hidroponik untuk hiasan dalam rumah), sebenarnya bukanlah keluarga rumput, tapi merupakan Dreceana sanderana, family Agavaceae, sejenis dengan teratai atau lily air.
Bagian ini berisi informasi tentang jenis-jenis dan spesies bambu, baik yang tumbuh di Indonesia maupun di bagian dunia lainnya. Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia :
- Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
- Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
- Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
- Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
- Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
- Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
- Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
- Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.
- Bambu Tutul (Bambusa maculata)
- Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
- Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
- Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
- Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
- Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.
- Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
- Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
- Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
- Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
- Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
- Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.
- Bambu Apus (Gigantochloa apus)
- Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa.
- Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
- Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes)
- Bambu Legi (Gigantochloa atter)
- Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
- Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
- Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
- Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
- Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
- Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
- Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
- Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
- Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
- Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
- Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
- Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
- Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
- Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
- Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
- Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
- Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
- Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
- Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
- Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
- Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
- Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di
Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
(kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner,
kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.
Note:
dikutip dari berbagai sumber
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.com ^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856