8 PILAR PERSEPSI KONSUMEN


8 PILAR PERSEPSI KONSUMEN

A.      Pengertian Persepsi
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian persepsi antara lain sebagai berikut :
Menurut Machfoedz (2005:41) persepsi adalah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Seseorang menerima informasi melalui pancar indra. Masukan informasi merupakan rasa yang diterima melalui salah satu organ panca indra. Ketika seseorang mendengar iklan, melihat orang lain, mencium bau sedap dan sebaliknya, atau menyentuh sesuatu barang barang, ia mendapat masukan informasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) persepsi adalah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimulasi ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia.
Menurut Stephen P. Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya.
Menurut Milton (1981) persepsi adalah proses seleksi, organisasi dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan.
Menurut Kotler (2008:179) persepsi adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan, masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan ransangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita. Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat bersifat agresif dan tidak jujur, orang lain mungkin menganggapnya rajin dan membantu. Masing-masing orang akan merespon atau memberikan tanggapan secara berbeda terhadap wiraniaga.



B. Prinsip Persepsi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004 : 253), ada tiga prinsip paling dasar mengenai pengelompokkan persepsi konsumen yaitu:
1. Figur dan Dasar
Stimuli yang kontras dengan lingkungan akan cenderung lebih diperhatikan. Karena orang cenderung mengorganisasikan persepsi mereka ke dalam hubungan figur dan dasar. Iklan harus direncanakan dengan teliti untuk memastikan agar stimuli yang mereka harapkan mendapat perhatian dan dipandang sebagai figur dan bukan sebagai dasar, karena figur lebih menonjol dari pada dasar. Stimuli tidak akan optimal bila latar belakang iklan mengurangi arti produk
2. Pengelompokkan
Individu cenderung mengelompokkan stimuli membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok atau potongan-potongan informasi lebih mempermudah ingatan untuk mengingat kembali. Pengelompokkan dapat menyatakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang diinginkan terkait dengan produk mereka. Contoh, sebuah iklan teh dapat mempertunjukkan keluarga yang harmonis berkumpul dengan kehangatan dan suasana santai dalam rumah. Maka keseluruhan suasana yang secara tidak langsung dinyatakan oleh pengelompokkan stimuli menyebabkan konsumen menghubungkan, bahwa meminum teh tersebut identik dengan suasana santai, hangat, dan dapat membuat keluarga berkumpul dirumah menjadi lebih akrab.
3. Penyelesaian
Penyajian pesan iklan yang tidak lengkap, “meminta” untuk dilengkapi oleh para konsumen. Dan tindakan melengkapi itu sendiri membantu untuk melibatkan mereka lebih dalam pada pesan itu. Itulah sebabnya banyak iklan dengan sengaja meminta keikutsertaan penonton pada iklan-iklan mereka. Sehingga orang yang melihat iklan tersebut menjadi penasaran dan tertarik mencoba produk tersebut.

Menurut Renie Kurniati 2010 unsur-unsur atau prinsip dari persepsi yaitu:
1. Sensation, merupakan Rangsangan langsung dari organ-organ yang mempunyai sensor untuk menanggapi rangsangan sederhana tersebut.
2. Absholute Threshold, adalah tingkatan yang paling rendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi tersebut.
3.   Differential Threshold, merupakan perbedaan kecil yang dapat dideteksi oleh dua rangsangan yang sangat mirip.
4.   Subliminal Perception, adalah persepsi terhadap stimulus yang diberikan dibawah tingkat ambang rangsang sehingga penerima tidak sadar akan adanya stimulus itu.

Menurut Allport (dalam Mar’at, 1991) ada tiga aspek/prinsip persepsi pada hakekatnya  merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, yaitu:
1.  Komponen kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
2.  Komponen afektif, yaitu afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3.   Komponen konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

C.      Tujuan Persepsi
Tujuan dari adanya persepsi konsumen, antara lain yaitu
1. Pengenalan
Pengenalan akan suatu objek, jelas, gerakan, intensitas (seperti: volume yang meningkat) dan aroma adalah suatu petunjuk yang akan mempengaruhi persepsi. Konsumen menggunakan petunjuk tersebut untuk mengidentifikasi produk dan merek. Bentuk kemasan sebuah produk seperti bentuk luar sabun cair Lux misalnya akan dapat mempengaruhi persepsi. Kemudian warna adalah suatu pertunjukan yang lain, dan warna memegang peran kunci terhadap persepsi konsumen.
2. Rangsangan
Apa yang diterima konsumen dapat juga bergantung pada kemudahan rangsangan atau tarif yang mengejutkan (shock value). Peringatan grafis akan bahayanya menggunakan sebuah produk akan diterima lebih cepat dan selalu diingat bahkan lebih akurat dibandingkan peringatan yang kurang mudah atau peringatan yang berupa teks tertulis.
3. Membentuk Sikap
Berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menterjemahkan atau menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap konsumen. Konsumen melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat dan apa yang mereka harapkan untuk melihat tergantung pada kepercayaan umum dan stereotip. Dan karena setiap kelompok (segmen) dan individu memiliki kepercayaan umum dan stereotype yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi terhadap suatu lingkungan pemasaran juga menjadi beragam. Oleh karena itu, marketer harus menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran (yakni iklan, kemasan, harga, dan lain-lain) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen yang ditargetkan.

Menurut Marr (1982) tujuan persepsi ialah memberikan gambaran internal mengenai informasi dunia luar.

Menurut Lutfi Fauzan (2009) tujuan persepsi ada 2, yaitu :
1. Untuk menilai suatu keadaan dan mengenali apa yag tengah kita amati.
2. Untuk bertindak sesuai dengan rangsangan yang tertangkap oleh indra.

D.      Fungsi Persepsi
Menurut Ilhan Purnama (2016) fungsi dari persepsi yaitu: persepsi dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Dimana seorang konsumen akan meninjau lebih lanjut mengenai pandangan mereka akan suatu produk yang dikiranya pantas atau tidaknya untuk dibeli. Dengan mempertimbangkan resiko-resiko apa saja yang kemungkinan akan diterima setelah melakukan keputusan pembelian produk. 

Menurut Nita Amelia (2011) fungsi dari persepsi yaitu :
1.  Pemaparan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Stimulus yang datang kesalah satu panca indera konsumen disebut sensasi.
2.  Perhatian merupakan kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk.
3. Pemahaman merupakan interpretasi terhadap makna stimulus (berupa pengelihatan, bau, rasa, suara, dan teksture/ bentuk).
4.  Penerimaan merupakan penyimpulan dari gambaran konsumen terhadap suatu produk. Biasanya setelah melihat, memperhatikan, dan memahami stimulus, konsumen kemudian akan melakukan penyimpulan stimulus atau persepsi terhadap suatu citra produk.
5. Retensi adalah proses memindahkan informasi atau stimulus ke memori jangka panjang. Interpretasi yang akan disimpan dalam memori konsumen nantinya dapat mempengaruhi persepsi terhadap stimulus yang baru. Retensi merupakan pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan jangka panjang.

E.      Metode Persepsi
Menurut Sunaryo (2004 : 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut : 
1.    Adanya objek yang dipersepsi, dalam hal ini yaitu konsumen atau masyarakat pengguna.
2.  Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu kesiapan dalam mengadakan persepsi 
3.    Adanya alat indera (receptor) sebagai alat untuk menerima stimuli
4.  Saraf sensory sebagai alat penerus stimulus menuju ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon. 
5.    Proses Persepsi Pemrosesan persepsi ialah suatu deret atau seri kegiatan dimana rangsangan atau stimuli dipahami, diubah menjadi informasi dan disimpan. Pada dasarnya persepsi merupakan proses hidup sebagai makna yang kita hubungkan berdasarkan pengalaman masa lampau, rangsangan yang kita terima melalui panca indera.

Menurut Eci Mirnawati (2010) strategi atau cara membentuk persepsi konsumen, yaitu:
1.    Perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya tersebut, misalnya motif konsumen dalam membeli produk dan manfaat (inti ataukah tambahan) produk yang dibelinya tersebut.
2.    Mencari tahu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses ini biasanya didahului oleh munculnya kebutuhan yang dirasakan konsumen, kemudian konsumen akan mencari informasi yang nantinya akan muncul kriteria evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi produk alternatif produk.
3.    Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif produk dan memilih salah satu produk yang dianggap paling baik.
4.    Konsumen akan melakukan pemilihan toko dan melakuakn pembelian. Namun demikian, tidak semua pembelian mealalui tahap keputusan diatas. Dalam memprediksi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memuputuskan pembelian, memilih cara pelayanan penjualan yang tepat dan menentukan saluran distribusi yang akan dipergunakan ;
5.    Membangun citra yang baik dalam benak konsumen, baik citra merek maupun citra perusahaan. Untuk membengun citra merek atau perusahaan yang baik, perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk persepsi konsumen tentang produk perusahaan. Terbentuknya persepsi tersebut dimulai oleh perusahaan, baik berupa iklan, penampilan produk ataupun pengemasan (packing). Jika rangsangan tersebut dapat menarik perhatian konsumen, mereka akan memproses interpensi atau rangsangan yang diterima. Persepsi akan baik atau positif, jika ransangan tersebut mempunyai arti baik. Demikian pula sebaliknya
6.    Dan langkah yang terkahir untuk dapat memuaskan konsumen adalah  menimbulkan kesadaran diantara semua bagian (unit) yang ada dalam perusahaan akan pentingnya kepuasan konsumen, bagi kelangsungan hidup perusahaan.

F.      Tahapan Persepsi
Menurut Sunaryo (2004) persepsi melewati tiga proses tahapan, yaitu :
1.    Proses fisik (kealaman), yaitu proses stimulus mengenai alat indera
2.    Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak
3.    Proses psikologis, yaitu proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.

Menurut Eric Pramono (2016) proses tahapan pembentukan persepsi dapat dihasilkan melalui tiga langkah. Ketiga langkah tersebut adalah: 
1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimulation)      
Pada tahap pertama, alat-alat indera kita distimulasi oleh rangsangan dari luar. Rangsangan dapat diterima oleh kelima alat indera kita secara bersamaan, mulai dari suara musik yang kita dengar, pemandangan alam yang kita lihat, rasa manis dari kue yang kita makan, aroma parfum orang yang kita cium, hingga keringat yang mengucur ketika cuaca panas. 
2. Pengaturan stimulasi terhadap alat indera                          
Di tahap kedua, rangsangan-rangsangan yang diterima oleh alat indera diatur. Meskipun kelima indera kita menerima stimulasi setiap detik, namun hanya hal-hal tertentu yang membuat kita tertarik untuk membuat persepsi atas stimulasi tersebut. Pada tahap inilah syaraf dan otak kita melakukan pengaturan atas jutaan stimulasi yang dirasakan oleh indera kita tersebut. 
3. Penafsiran – Evaluasi stimulasi alat indera
Langkah ketiga merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, namun juga dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal pembentuk persepsi.

Menurut Boyd, Walker, dan Larreche, (2000:133) proses persepsi terdiri dari :
1. Seleksi Perseptual
Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimilikinya. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu ada dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi yaitu perhatian (attention) dan pesepsi selektif (selective perception). 
2. Organisasi Persepsi
Organisasi persepsi (perceptual organization) berarti bahwa konsumen mengelompokan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.
3. Interprestasi Perseptual
Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi dan stimulus yang diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan diinterprestasi oleh konsumen. Dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long- term memory) yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Informasi dalam long- term memory akan membentuk konsumen untuk mengiterprestasikan stimulus.

Menurut Ilham Purnama (2016) tahapan-tahapan pembentukan suatu persepsi yaitu: 
1. Keterbukaan/exposure 
Exposure terjadi ketika suatu rangsangan datang dalam jangkauan saraf penerima indera kita. Seseorang bisa diexpose hanya untuk sebagian kecil dari stimuli (rangsangan) yang tersedia, biasanya rangsangan dimana seseorang terbuka akan terseleksi dengan sendirinya. Artinya seseorang akan berhati-hati penuh kesabaran mencari keterbukaan stimuli tertentu dan menghindari lainnya. 
2. Perhatian 
Perhatian terjadi ketika stimulus menggerakan satu atau lebih panca indera sehingga sensasi yang dihasilkan dapat mengarah langsung ke otak untuk diproses. Seseorang secara terus menerus ter-exposed terhadap ribuan kali melebihi stimuli yang bisa mereka proses. Suara yang keras, warna yang mencolok, sinar yang menyilaukan dapat menimbulkan perhatian. Perhatian selau terjadi berkaitan dengan situasi, antar individu mungkin akan menaruh perhatian dengan tingkatan yang berbeda-beda terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda. Pada dasarnya perhatian ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : stimulus, individual dan situasi.
3. Interpretasi
Interpretasi merupakan pemberian arti/makna terhadap suatu sensasi. Interpretasi adalah suatu pola yang dibentuk dari karakteristik stimulus, individual dan situasional. Jadi seluruh pesan termasuk konteks dimana kita menerima pesan mempengaruhi interpretasi yang kita buat, seperti kepercayaan kita terhadap suatu produk dipengaruhi oleh pengetahuan kita tentang kemampuan dari perusahaan yang memproduksinya, tentang harga dan kualitasnya, serta darimana asal produk itu dibuat dan dijualnya. 

G.     Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi
Menurut Shiffman dan Kanuk (1997)  faktor yang dapat memengaruhi persepsi yaitu :
1.    Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik akan mampu menciptakan suatu rangsangan pada indra manusian, sehingga mampu menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
2.    Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan dorongan utama serta harapan dari individu itu sendiri.

Menurut Robbins (2006:89) faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya suatu persepsi, yaitu :
1. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada satu obyek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi ke perilaku persepsi individu itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (expectation).
2. Target dan Obyek
Karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa yang dipersepsikan gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita memandangnya. Karena target tidak dipandang dalam keadaan tersolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip.
3. Situasi
Penting bagi kita melihat konteks obyek atau pariwisata. Unsur-unsur lingkungan sekitar memengaruhi persepsi kita. Waktu adalah di mana suatu obyek atau peristiwa itu dilihat agar dapat mempengaruhi perhatian, seperti juga lokasi, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor situasional.

Hasminee Uma (2013) faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
a.    Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
b.    Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
c.    Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
d.   Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
e.    Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
f.     Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
a.    Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
b.    Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
c.    Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
d.   Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
e.    Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

H.      Indikator Persepsi
Menurut Assael (2001: 256), indikator persepsi ada tujuh, yaitu:
1. Kinerja
Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi dan kenyamanan. Pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja tersebut karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain.
2. Pelayanan
Mencerminkan kemampuan toko dalam memberikan pelayanan kepada konsumen terkait dengan produk yang dipasarkan. Semakin baik pelayanan yang diberikan toko kepada konsumen, semakin baik pula penilaian konsumen terhadap image toko itu.
3. Ketahanan
Mencerminkan daya tahan produk tersebut, apakah produk tersebut tahan lama atau tidak. Konsumen akan merasa nyaman dalam membeli suatu produk apabila produk tersebut telah benar-benar teruji dan tahan lama.
4. Keandalan
Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. Jika konsumen melakukan pembelian suatu produk, kemudian melakukan pembelian berulang terhadap produk tersebut dan merasakan kepuasan yang sama atas kinerja produk itu, maka produk itu dikatakan mempunyai keandalan.
5. Karakteristik produk
Fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk yang dapat membedakannya dari produk pesaingnya, dan fitur tersebut bisa menjadi nilai lebih di mata konsumen. Misalnya, Yamaha Mio memiliki mesin dengan kapitas 115 cc yang tidak dimiliki motor lain, sehingga akan memberikan nilai lebih produk itu bagi konsumen.
6. Kesesuaian dengan spesifikasi
Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Konsumen akan merasa dibohongi apabila produk yang mereka gunakan tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang ditawarkan perusahaan, sehingga akan memberikan penilaian yang buruk badi produk tersebut.
7. Hasil
Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting yang dapat menarik perhatian konsumen.

Semoga Bermanfaat dan Berguna Bagi Teman-Teman Semua sebagai Bahan Referensi, Terima Kasih.

Sumber Referensi : Dikutip, Diambil, Disadur, dari Berbagai Sumber.



2 Comments

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    ReplyDelete