Pernahkah Kita Merindukan Kampung Akhirat Kita?



Sahabat, Mungkin kita terlalu lelah dengan segala kesibukan dan aktifitas duniawi kita. Bahkan kadang kita benar-benar lalai hingga melupakan hal yang amat penting untuk keselamatan hidup kita, lalu melakukan hal-hal yang remeh temeh dan sia-sia yang tak bisa menambah NILAI disisi Allah.



Kita terlalu mengejar Dunia yang pasti akan meninggalkan kita dan lupa akan semakin dekatnya kematian yang membutuhkan kecukupan bekal agar kita bisa beristirahat dengan tenang dan leluasa di Alam Penantian kita nanti.



Kita seringkali MENUNGGU banyaknya HARTA yang bisa kita raih, baru kemudian kita mau berinvestasi untuk akhirat kita, itupun nilai investasi untuk Akhirat kita tak seberapa besar dibanding Harta yang telah berhasil kita dapatkan dan kita kumpulkan.




Padahal Allah SWT itu tak pernah menilai besarnya nilai Investasi Akhirat kita baik berupa Infaq, Sedekah Wakaf kita, tetapi Allah menilai Kesungguhan, Keikhlasan dan Rutinitas kita dalam menambah Saldo Tabungan Akhirat kita.



Kita sering kali lupa, Kita ini sebenarnya hanya dimampirkan saja oleh Allah SWT ke dunia ini, lantas seiring berjalannya waktu, sebagian kita justru merasa betah dan menganggap bahwa dunia ini abadi sebagai tempat tinggal kita.



Padahal aslinya kita ini berasal dari kampung akhirat, tapi enggan untuk mudik karena merasa sudah betah dan menikmati hidup di perantauan dunia dengan segala fatamorgananya yang menipu.



Sekali waktu PERNAHKAH KITA MERINDUKAN KAMPUNG AKHIRAT KITA?, melebihi rindunya kita mudik ke Kampung Halaman Tempat Lahir kita?



Rasanya kok belum ya?, Itulah kita, betapa kelalaian kita ini sudah begitu sangat, sebagian kita enggan bahkan tak ada keseriusan mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi dengan KENIKAMATAN dan KEBEBASAN yang TAK BERBATAS. Sebagian kita sangat disibukkan untuk menambah SALDO TABUNGAN dunia kita dan kurang perhatian akan kecukupan saldo tabungan akhirat yang kita miliki. 

Suatu kali, datanglah sekelompok orang yang bertanya kepada seorang Ulama, “Mengapa sebagian kita betah di dunia dan enggan kembali ke akhirat, padahal kembalinya kita ke akhirat merupakan sebuah keniscayaan?”. Lantas seorang ulama itu menuturkan, “Sebab kita membagus-baguskan rumah di dunia dan seluruh kehidupannya, sementara negeri akhirat yang merupakan kampung halaman yang sesungguhnya itu kita lupakan bahkan kita hancurkan sehancur-hancurnya.”

Relakah kita berpindah dari Istana nan Megah dengan segala Fasiltas dan Kenikmatan yang tak berbatas menuju sebuah rumah yang rapuh dan akan hancur ditelan waktu?. Seorang Sahabat mengatakan bahwa, Rasulullah SAW memegang pundakku dan bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan”. 

Bagaikan Orang Asing yang sedang berjalan-jalan ketempat lain dan ketika kembali ke kampung halamanya, maka Orang Asing itu semestinya membawa bekal dan buah tangan yang cukup ketika kembali kekampung Halamannya.  

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (Q.S : Al-An’am : ayat 32).



Rasulullah SAW bersabda : "Sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain ", ini juga bisa kita artikan bahwa Sebaik-baik harta kita adalah harta yang bisa memberi dampak manfaat kepada banyak orang karena harta seperti itulah yang bisa menjadi PENYELAMAT kita di Akhirat kelak, AKHIRAT JADI NYATA.

Allah Ta'ala berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadid: 20). 

Sungguh diri ini kadang terkagum-kagum dengan dunia. Begitu terpesona sampai lupa daratan. Dunia pun dikejar-kejar tanpa pernah merasa puas.  Hari ini, dunia adalah Nyata dan Akhirat hanya Cerita. Setelah Mati, dunia hanya cerita dan Akhirat jadi Nyata. Jangan Lalai!!!

Referensi : Dikutip dari berbagai sumber 

1 Response to "Pernahkah Kita Merindukan Kampung Akhirat Kita?"

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete